Karakter (Bag. 1)

Part. 1

Liburan siang itu aku habiskan dengan menonton film pendek thailand. Film sebanyak 13 episode terkait dengan liku-liku kehidupan remaja di suatu sekolah. Tiap Episode berdurasi antara 30-40 menit. Penasaran dengan akhir cerita, aku menuntaskan menonton film hingga malam hari diselingi dengan melakukan aktivitas lain.

Film dibuka dengan adegan terjadinya perundungan di sebuah gudang sekolah oleh 5 orang siswi kepada 1 siswi. Sekolah terletak di sebuah desa. 

Mereka menaburkan berbagai cairan berwarna, tepung, telur di atas kepala seorang siswi yang bersimpuh di lantai tidak berdaya karena kedua tangannya dipegang erat oleh 3 orang siswi. Sedangkan yang lain melakukan aksinya menaburkan benda dan berapa botol cairan berbeda warna secara bergantian. 

Sementara itu 1 siswa lainnya berdiri di depan korban dengan tertawa gembira dan melakukan berbagai instruksi kepada eksekutor perundungan. Pada akhirnya dia mengatakan bahwa momen ini adalah hadiah terindah untuk merayakan hari ulang tahunnya.

Setelah puas menyiksa korban secara fisik dan mental, mereka melangkah keluar ruangan dengan langkah ringan dan gelak tawa riang. Meninggalkan koran yang menangis tiada henti. 

Dengan wajah, lengan dan baju seragam  yang kotor karena cairan berbagai warna, korban meninggalkan ruangan menuju toilet siswa. Membasuh diri.

Perundungan tidak berhenti. Ketika korban dalam toilet seorang siswa lain mengetuk pintu dengan dalih akan memberikan sabun mandi untuk korban. Pintu dibuka oleh korban. Tanpa diduga eksekutor perundungan meringsek di depan pintu toilet membuat video. Merekam dengan gawai mereka bagian bahu korban yang tidak tertutup baju. Jeritan tanpa daya korban dan tangis menggema dalam ruang toilet. Namun eksekutor perundungan tidak menggubris.

Dapat dibayangkan bagaimana perasaan korban yang tidak menyangka hal tersebut akan terjadi kepadanya dengan tiba-tiba.

Perundungan masih berlanjut ketika korban memasuki kelasnya untuk mengikuti pelajaran. Kelompok eksekutor perundungan masih melakukan aksinya secara verbal

Part 2

Para siswa suatu sekolah di kota akan mengadakan karya wisata ke suatu tempat di desa. Mereka berangkat menggunakan 1 bis didampingi oleh 2 orang bapak guru. 1 guru sebagai wali kelas mereka.

Sampai di tempat tujuan mereka diberi limit waktu untuk menjelajah alam sekitar. Berkumpul kembali di tempat awal mereka datang. Dengan riang mereka mengabadikan pemandangan indah dan beberapa hewan peliharaan dengan gawai masing-masing.

Mereka membuat foto diri bersama teman. Berfoto  berbagai momen dengan binatang peliharaan. Mengabadikan diri di hamparan luas padang bunga lavender yang berwarna ungu.

Sementara itu ada 1 siswi yang tidak melakukan kegiatan seperti teman-temannya. Dia berjalan sendiri. Menyusuri suatu tempat. Duduk. Menatap ke suatu tempat yang jauh. Berdiam diri. Sesekali menghela nafas panjang. Entah apa yang tersirat dalam benaknya.

Waktu yang dijadwalkan telah tiba. Saatnya kembali pulang ke kediaman masing-masing. Para siswa berkumpul kembali di tempat yang sudah disepakati. Guru mengecek kehadiran siswa satu persatu. Namun ada 1 orang siswi yang tidak terlihat keberadaannya

Atas instruksi guru, semua siswa mulai mencari keberadaan  siswa itu yang seolah-olah raib di telan bumi. Tidak ada tanda-tanda kehidupan nya. Hari semakin senja sementara yang dicari tidak kunjung muncul. Pada akhirnya wali kelas meminta guru lain untuk mendampingi siswa menuju tempat sekolah sebelum hari bertambah gelap. Bus yang membawa para siswa pun meluncur kembali ke kota tanpa kehadiran wali kelas dan 1 orang siswi.

Sampai di sekolah, semua orang tua siswa menyambut kedatangan anaknya pulang dari karya wisata. Kecuali seorang ibu yang menanyakan keberadaan putri yang tidak muncul dari dalam bis kepada guru pendamping.








Komentar

Postingan populer dari blog ini

MENJADIKAN MENULIS SEBAGAI PASSION

Ide Menulis Bagi Guru (9)

Komitmen Menulis di Blog (8)