Karakter (Bag. 2)

 Part 1. 

May adalah seorang siswi SMA yang dibesarkan di sebuah panti asuhan sejak kecil. Tidak diketahui latar belakang keluarganya. Di sekolah, May setiap hari mendapat perlakuan perundungan oleh beberapa teman sekelasnya. Baik secara verbal maupun fisik.

Namun setiap pulang kembali ke panti asuhan dari sekolah, May berusaha menata hati, perasaaan, pikiran dan sikapnya di depan pagar halaman panti. Setiap Masuk ke halaman panti, May menjadi sosok yang selalu tersenyum, ramah, welas asih. Tidak menampakkan tanda kepahitan, kegetiran dan kesedihan dalam diri di depan adik-adik asuh di panti yang menyongsong dan  menyambutnya di halaman panti.

Saat ini May sedang mencuci telapak tangan di wastafel toilet. Sesekali melihat wajahnya yang manis namun terlihat sendu ke arah cermin dihadapannya. 

Tiba-tiba 4 orang siswi masuk ke ruang toilet. Mereka bersamaan melihat May yang sedang bercermin. Entah pikiran apa yang terlintas di benak mereka. Terjadi dialog singkat diantara mereka, berakibat debat dan berakhir dengan perundungan verbal terhadap May.

Perundungan berlanjut. Cenderung terjadi penyiksaan fisik. Mereka mengeroyok May. Pada akhirnya salah seorang yang dianggap pemimpin perundungan, bernama Tyda, menyuruh May untuk berlutut, bersimpuh dihadapan Tyda dan menyentuh sepatunya agar memohon ampun.

Para pelaku perundungan tidak menyadari ada seseorang yang sedang duduk di atas kloset di bilik toilet. Dia, Myna, mendengar semua teriakan, sumpah serapah dan bunyi yang dihasilkan dari kekerasan fisik. 

Dengan rasa takut yang dalam, Myna  duduk terpaku di atas kloset. Myna meremas telapak  tangannya sebagai tanda marah karena tidak mampu menghentikan kekerasan yang terjadi dan membantu korban perundungan, May.  Ketakutan dalam diri Myna yang lebih kuat memaksanya tetap berada di bilik toilet.

Pada akhirnya Myna menggedor bilik toilet keras-keras dari dalam disertai teriakan untuk menghentikan kekerasan yang terjadi. Namun usahanya baru berhasil setelah dia melakukan beberapa kali .

Dalam keributan, para pelaku perundungan  diam sejenak, terhenyak ketika menyadari ada orang lain selain mereka dan berada di dalam bilik toilet. Mereka bergegas keluar dari ruang toilet setelah merekam beberapa kejadian yang menguntungkan bagi mereka saja.

May mencoba bangkit, berdiri menuju depan pintu bilik toilet. Tanpa kata. Mengatupkan kedua telapak tangan di depan dada dan menundukkan kepalanya sebagai tanda ucapan terima kasih kepada seseorang di dalam bilik toilet yang telah menyelamatkannya. Lalu berjalan keluar dari ruang toilet.

Part 2

Seorang ibu yang kehilangan putrinya di tempat wisata ketika acara karya wisata dari sekolah, mendapat kabar bahwa putrinya telah diketemukan. 

Namun kondisinya putrinya memprihatinkan. Ketika ditemukan, dia dalam keadaan luka, tidak sadarkan diri dan kemudian didiagnosa bahwa dia  hilang ingatan untuk jangka waktu tertentu. Jadi dia tidak mampu mengingat identitas dirinya dan semua kejadian yang melekat dalam dirinya. Dia adalah "myna".

Setelah beberapa saat dirawat di rumah sakit, kondisi myna semakin pulih namun dia tidak  dapat mengingat dan mengenali siapa dirinya, orang-orang di sekitarnya pada masa lalu. Ibunya, 2 sahabatnya dan teman-teman sekolahnya. 

Namun demikian, myna tetap dibawa oleh ibunya kembali ke rumah mereka di kota. Untuk pemulihan kesehatan lebih lanjut.




Komentar

Postingan populer dari blog ini

MENJADIKAN MENULIS SEBAGAI PASSION

Ide Menulis Bagi Guru (9)

Komitmen Menulis di Blog (8)