Resume ke- : 15
Tanggal : 05
November 2021
Tema : Konsep Buku Non Fiksi
Narasumber : Musiin. M.Pd
Moderator : Ms. Phia
Profil Narasumber
Materi disampaikan oleh ibu Musiin, M.Pd. Ia adalah seorang penulis. Awalnya ia hanya menulis untuk tugas-tugas kuliah dan kedinasan. Tidak terpikir untuk menjadi seorang penulis dan dapat membuat buku dan diterbitkan. Hal ini karena ia selalu dihantui ketakutan jika akan mulai menulis. Hal tersebut mengakibatkan potensi yang ada dalam dirinya tidak muncul. Sehingga ia tidak mampu untuk menulis apapun. Ketakutan yang ia rasakan adalah:
1. Takut tidak ada yang membaca buku nya.
2. Takut salah dalam menyampaikan pendapat melalui tulisan.
3. Merasa karya orang lain lebih bagus.
Namun akhirnya ia mampu menyingkirkan ketakutan tersebut.
Karir menulisnya di mulai ketika bergabung dengan komunitas belajar menulis yang diinisiasi oleh Om Jay. Dalam kelas belajar tersebut peserta diwajibkan mempunyai blog dan menuliskan resume dari materi yang disampaikan narasumber. Mulanya ia minder untuk menulis tetapi lambat laun kegiatan menulis menyenangkan bagi nya. Kegiatan menulis ini menghantarkan meraih kesuksesan dan menjadi penulis hebat.
Sukses menulisnya dimulai ketika ia bekerja sama dengan Prof. Eko. Ia menyambut tantangan yang disodorkan oleh Prof. Eko untuk membuat buku. Prof. Eko memberikan berbagai pilihan materi untuk diolah menjadi sebuah buku. Materi tersebut dapat di akses pada kanal youTube Prof EKOJI. Pada akhirnya ia mampu menaklukkan tantangan tersebut. Berhasil menerbitkan buku dan terpajang di toko buku Gramedia baik secara online maupun offline.
Alasan Menjadi Penulis
Setiap penulis mempunyai alasan yang berbeda kenapa ia ingin menjadi seorang penulis. Menjadi penulis membutuhkan proses. Penulis harus terus menulis. Menulis itu sendiri bukan suatu ketrampilan yang cepat terbentuk. Menulis membutuhkan ketekunan dan tentu saja latihan. Pada akhirnya akan menjadi seorang penulis handal. Ibu Musiin mempunyai alasan mengapa ia ingin menjadi seorang penulis. Alasan tersebut, yaitu:
1. Mewariskan ilmu lewat buku.
2. Ingin punya buku karya sendiri yang bisa terpajang di toko buku online maupun offline.
3. Mengembangkan profesi sebagai seorang guru.
Sebuah kutipan dari iman Al Ghazali memperkuat tekadnya untuk menjadi seorang penulis. Kutipan tersebut adalah “Jika kau bukan anak raja, juga bukan anak ulama besar, maka menulislah!”
Pola Penulisan Buku Nonfiksi
Menulis buku nonfiksi mempunyai 3 pola, yaitu:
Pertama, Hierarkis. Pada pola hierarkis, buku ditulis dengan melalui tahapan dari mudah ke sulit. Dari sederhana ke rumit.pola ini dapat ditemukan dalam buku pelajaran.
Kedua, Prsedural. Pada pola ini buku disusun berdasarkan urutan proses, hal ini terlihat dari buku-buku panduan.
Ketiga, Klaster. Pada pola ini buku disusun secara poin per poin. Butir per butir. Biasanya pola ini diterapkan pada buku yang merupakan kumpulan tulisan, aau kumpulan bab. Bab-bab ini harus setara.
Langkah Penulisan Buku
Dalam proses penulisan sebuah buku perlu diperhatikan 5 langkah berikut, yaitu: pratulis, menulis draf, merevisi draf, menyunting naskah, dan menerbitkan.
Pratulis. Pada langkah pratulis ini, penulis melakukan beberapa langkah, yaitu:
1. Menentukan tema. Untuk satu buku, tema boleh hanya satu. Tema dari buku nonfiksi adalah parenting, pendidikan, motivasi dan lain lain.
2. Menemukan ide. Setelah menentukan tema. Penulis dapat menentukan ide. Ide bisa didapat dari berbagai aspek, misalnya dari Pengalaman pribadi, Pengalaman orang lain, Berita di media massa, status facebook/twitter/whatsapp/instagram, imajinasi, mengamati lingkungan, hasil renungan, dan membaca buku. Hakekatnya semua hal di sekitar kita mampu menjadi inspirasi untuk menciptakan ide-ide penulisan.
3. Merencanakan jenis tulisan. langkah selanjutnya menentukan jenis tulisan. apakah berbentuk fiksi atau nonfiksi.
4. Mengumpulkan bahan tulisan. berdasarkan tema dan ide yang sudah ditentukan, maka perlu mengumpulkan semua bahan yang dibutuhkan untuk mendukung tema dan ide tersebut. Bahan-bahan penulisan bisa didapat dari berbagai hal, misalnya: berita di media massa, pengamatan lingkungan, materi pada kanal youtube dan internet. Semua bahan dan referensi dapat berasal dari data dan fakta dari internet. Referensi terdiri dari pengetahuan yang diperoleh secara formal, informal dan non formal; keterampilan yang diperoleh secara formal, non formal , atau informal; pengalaman sepanjang hayat; penemuan yang telah didapatkan; dan pemikiran yang sudah melalui proses pe renungan
5. Bertukar pikiran. Proses tukar pikiran ini penting untuk menyempurnakan sebuah tulisan. Tulisan akan mendapatkan saran,pendapat, dan masukan.
6. Menyusun daftar
7. Melakukan riset
8. Membuat Mind Mapping
9. Menyusun kerangka. Menyusun kerangka karangan sangat penting dalam menulis. Kerangka karangan sebagai panduan bagi penulis untuk menulis. Memberi arah. Berikut contoh kerangka karangan sebuah buku.
BAB 1 Penggunaan Internet Di Indonesia
A. Pembagian Generasi Pengguna Internet
B. Karakteristik Generasi Dalam Berinternet
BAB 2 Media Sosial
A. Media Sosial
B. UU ITE
C. Kejahatan di Media Sosial
BAB 3 Literasi Digital
A. Pengertian
B. Elemen
C. Pengembangan
D. Kerangka Literasi Digital
E. Level Kompetensi Literasi Digital
F. Manfaat
G. Penerapan Literasi Digital Pada Lintas Generasi
H. Kewargaan Digital
BAB 4 Ekosistem Literasi Digital Di Nusantara
A. Keluarga
B. Sekolah
C. Masyarakat
BAB 5 Literasi Digital Untuk Membangun Digital Mindset Warganet +62
A. Perkembangan Gerakan Literasi Digital Di Indonesia
B. Literasi Digital Tanpa Digital Mindset Di Indonesia
C. Membangun Digital Mindset Warganet +62
Menulis Draf. Langkah kedua dalam proses penulisan buku adalah menulis draf. Dalam draf ini ide-ide dituangkan. Menuangkan ide dengan prinsip bebas dan tidak dipentingkan sempurna.
Merevisi Draf. Dalam tahap ini perlu adanya revisi terkait sistematika atau struktur tulisan dan penyajian. Perelu diperiksa pula garis besar naskah tulisan
Menyunting Naskah (KBBI dan PUEBI). Menyunting naskah atau memeriksa kesalahan yang ada dalam suatu naskah. Penyuntingan ini terkait dengan ejaan, tata bahasa, diksi, data dan fakta, legalitas dan norma.
Menerbitkan naskah. Naskah yang sudah jadi dan sudah melalui proses penyuntingan akan naik cetak dan diterbitkan menjadi buku.
Hambatan Menulis
Menulis adalah suatu kegiatan yang membutuhkan proses. Perlu ketekunan dan latihan secara terus menerus. Ada beberapa hambatan dalam menulis yang kadang terjadi, yaitu:
1. Hambatan waktu
2. Hambatan kreativitas
3. Hambatan teknis
4. Hambatan tujuan
5. Hambatan psikologis
Cara Mengatasi Hambatan dalam Menulis
1. Banyak membaca
2. Mencari inspirasi di lingkungan sekitar, orang sekitar atau terkait dengan nara sumber.
3. Disiplin menulis setiap hari.
4. Melakukan aktivitas yang dapat memunculkan suasana batin yang baik atau good mood untuk menulis. Misalnya Pergi ke pasar dan memasak.
Struktur Buku Nonfiksi
Setiap jenis tulisan mempunyai struktur yang berbeda. Berikut struktur buku nonfiksi.
1. Halaman Judul
2. Halaman Persembahan (OPSIONAL)
3. Halaman Daftar Isi
4. Halaman Kata Pengantar (OPSIONAL, minta kepada tokoh yang berpengaruh)
5. Halaman Prakata
6. Halaman Ucapan Terima Kasih (OPSIONAL)
7. Bagian /Bab
8. Halaman Lampiran (OPSIONAL)
9. Halaman Glosarium
10. Halaman Daftar Pustaka
11. Halaman Indeks
12. Halaman Tentang Penulis
Komentar
Posting Komentar