JALAN KAKI (2)
Jalan Kaki
Pagi ini, Sabtu 16 Oktober 2021. Agenda rutin olahraga jalan kaki. Menyusuri perkampungan. Olahraga wajib. Menyehatkan fisik, pikiran dan psikis. Kami berempat. Berjalan bersama. Menembus suasana pagi yang cerah dan segar.
Kulangkahkan kaki pasti. Kubuka gerbang rumah. Menengok kebun mini sejenak. Di sudut depan halaman rumah. Meneliti tanaman-tanaman yang tersiram hujan sore kemarin. Sisa-sisa embun masih menempel di beberapa daun. Berkilau diterpa sinar mentari pagi. Sesaat kuteliti satu tumbuhan rambat, pare. Kutelusuri daun dan batang mungilnya. Aku terpaku. Pucuk batang tumbuhan pare menancap di dinding tembok bata. Batang lain meraih ujung daun bunga lili. Seolah mohon pertolongan. Batang yang mungil, lemah, rapuh, meraih tambatan. Mengapai asa. Meraih kehidupan. Aku tertegun. Betapa hebat perjuangannya. Merambat. Menggengam kuat. Tetap bergerak. Menggapai ketinggian. Terus bertumbuh tanpa lelah.
Pagi ini aku belajar dari pohon pare. Kegigihan dapat meraih apa yang diinginkan. Kita harus terus bergerak. Merangkai dan menggapai asa tanpa henti dan lelah.
Kami mulai berjalan meninggalkan rumah. Ringan sambil berceloteh. Bergurau menyusuri jalan perumahan. Keluar komplek menuju perkampungan. Kami berencana menuju satu perumahan lain di balik perkampungan. Destinasi berubah. Ke arah danau. Taat pada sang "komandan".😀
Kami menyusuri jalan alternatif. Cukup ramai. Lalu lalang motor mengaduk emosiku. Sesekali mobil melintas. Menimbulkan suara bising. Meninggalkan asap knalpot. Memaksa kami harus melipir ke sisi jalan. Kadang aku berguman. Track jalan kaki di luar ekspektasi.
Seperempat perjalanan emosiku teraduk. Jalan kaki biasanya menyegarkan. Kali ini sedikit melelahkan. Aku heran. Terlontar lirih dari bibirku, "Ko capek ya. Tumben". Kami tetap berjalan. Berbincang. Bergurau. Mengamati lingkungan. Berkomentar terhadap alam, situasi, peristiwa sepanjang perjalanan. Sampailah pada satu tempat, danau. Pemandangan indah. Relatif sepi. Berpapasan dengan beberapa pejalan kaki lain. Terdengar sayup-sayur suara beberapa angsa dari kejauhan, diseberang danau. Kami menikmati keindahan alam. Ciptaan Illahi. "Maka nikmat Tuhan kamu yang manakah yang kamu dustakan"
Kami terus menyusuri tepi danau. Berniat duduk sejenak. Batal. Memutuskan tetap berjalan. Menuju arah pulang. Menyusuri kampung. Melintasi taman. Kembali ke perumahan.
Pagi yang lelah ditutup dengan menikmati soto ayam yang segar.
Akhirnya membuka jejak langkah pagi. Hmm... ternyata lumayan juga langkah pagi ini. Pantas agak letih😁
Komentar
Posting Komentar