Sore yang mendung (jilid 1)


Sore yang mendung (jilid 1)

Senin, 25 september 2017. Pk. 15.20 wib.

Sore itu, Kutelusuri aspal basah sepanjang jalan menuju gerbang luar sekolah.
Kuberdiri di sudut trotoar menunggu angkot menuju rumah. Selang bbrp menit dr kejauhan  muncul kendaraan bercat biru yg kutunggu. Kuhentikan, naik dan duduk disamping supir.
Tidak biasanya, tiba2 pandangan mataku mengembara, menjelajah seluruh bagian depan angkot di sekelilingku. Seluruh asesoris Dashboard mobil yg sdh lenyap. Besi pintu sisi kiri kanan yg sdh berkarat. Kaca pintu yg diganjal busa dan tdk bs lg digerakkan keatas apabila turun hujan. plastik di atas kepalaku yg mulai terkelupas dari bautnya dan diganjal sepotong triplek tipis. Kabel2 dibawah stir depan supir yg berlomba keluar dr tempatnya.kompling yang agak susah dipindahkan. Busa yg sangat tipis di Jok kursi tempat aku duduk. Belum lg lari angkot yg berkecepatan berkisar 40-50km/jam. Angkot tua yg tdk laik jalan.
lebih jauh kulirik sepintas profil sang sopir di sampingku. Seorang pria kurus yg sdh berumur, beruban, dengan guratan urat2 sepanjang kiri kanan tangan yg menonjol menunjukkan  seorang pekerja "berat". Muka kusut dan tampak lelah. Dibalut kaos dan celana pnjng jean abu2 yg sdh mulai pudar warnanya, dan sandal berwarna coklat kusam. (to be continued)


@repost, Senin, 15 Juni 2020#PSBBtransisi

Komentar

Postingan populer dari blog ini

MENJADIKAN MENULIS SEBAGAI PASSION

Ide Menulis Bagi Guru (9)

Komitmen Menulis di Blog (8)